Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah, maka sosialisasi mutlak dilakukan lebih gencar lagi.
Eka Diva Indraguna menilai perkembangan keuangan syariah di Indonesia sangat bagus, terbukti dengan bertumbuh banyak bank syariah. ”Awalnya cuma bank Muamalat, sekarang ada Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah, BRI Syariah dan lainnya. Ini berarti sebuah kemajuan keuangan syariah Indonesia,” kata Eka kepada MySharing, di Jakarta, Selasa (18/8).
Namun demikian, ia menghimbau pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku lembaga keuangan syariah, seperti perbankan syariah, jangan berpuas diri dulu. Karena menurutnya, perjuangan bank syariah untuk berkembang lebih pesat lagi masih perlu perjuangan panjang.
Perjuangan itu, kata dia, adalah sosialisasi dan edukasi yang lebih gencar menyasar masyarakat luas. Karena nyatanya masih banyak umat Muslim yang belum paham apa itu bank syariah. ”Dari 250 juta penduduk Indonesia, 80 persennya Muslim. Sayangnya cuma 5 persen yang paham keuangan syariah. Makanya sosialiasasi keuangan syariah mutlak dilakukan,” tukas pria lulusan Universitas Borobudur.
Menurutnya, selama ini pendekatan sosialisasi belum utuh dan integratif, masih parsial dan tidak tuntas, sehingga virus keraguan masyarakat tentang perbankan syariah tidak hilang. Maka diperlukan modul dan materi yang telah terbukti ampuh berhasil merubah paradigma masyarakat secara rasional, ilmiah, dan pendekatan ilmu-ilmu syariah.
Lebih lanjut ia menyampaikan, umat Muslim masih belum tahu perbedaan substansial perbankan syariah dengan konvensional. Yakni, salah satunya tidak bisa membedakan antara bagi hasil dan riba. “Masyarakat masih menilai bank syariah hanya sebuah label, oprasional managemennya tidak jauh beda dengan konvensional,” ujar pengusaha ini.
Perbankan syariah, kata Eka, harus melakukan pendekatan rasional. Yakni memberikan pelayanan yang memuaskan, memberikan penjelasan terkait tingkat bagi hasil dan margin yang bersaing, kemudahan akses, fasilitas dan dana atau tabungan nasabah disalurkan.
Adapun pendekatan moral, yaitu penjelasan rasional tentang dampak sistem ribawi bagi kemaslahatan umat. Sehingga secara moral, tanpa memandang agama, semua orang akan terpanggil untuk meninggalkan sistem riba. Sedangkan pendekatan spiritual lebih pada emosional keagamaan terkait sistem riba dan label syariah. “Diharapkan lewat pendekatan itu masyarahat akan lebih paham bank syariah dan produk-produknya bagi kemaslahatan umat,” pungkasnya.