DPLK Manulife punya agenda tahunan menyelenggarakan prospect gathering.
Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan menuturkan, dari 150 juta jiwa penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori usia produktif dan 60 juta pekerja formal, jumlah penduduk yang mengikuti BPJS baru sekira 16 juta jiwa. “Sementara, yang punya program pensiun seperti DPLK cuma enam juta orang. Ini agak tragis,” tukasnya.
Oleh karena itu, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife pun gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat dan pemberi kerja, bahkan hingga ke daerah. “Kami sudah melakukan roadshow di beberapa kota untuk membuat awareness tentang pentingnya diversifikasi investasi dan dana pesangon bagi karyawan,” ujar Nur.
Head of Employee Benefits Manulife Indonesia Karyadi Pranoto menambahkan, pihaknya memiliki agenda setiap tahun untuk melakukan prospect gathering seperti Suraya, Bandung dan Jakarta. “Untuk tahun ini sudah berlangsung di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dan ada kota kecil seperti Kudus,” paparnya.
Menurut dia, langkah edukasi tersebut merupakan salah satu strategi untuk mengenalkan DPLK dan Program Pensiun untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) ke perusahaan-perusahaan di daerah. “Pada dasarnya perusahaan itu sudah punya dana tapi belum mencadangkan, maka kami mengenalkan PPUKP ke daerah,” kata Karyadi.
Dari total 316 klien DPLK Manulife, ungkap Karyadi, sebagian besar masuk melalui event prospect gathering. Sementara, dari sisi sektor perusahaannya bervariasi mulai dari manufaktur, minuman, pabrik sepatu dan perbankan. “Namun dari sisi jumlah dananya yang masih dominan dari perbankan,” ujarnya.