Pesantren Walisongo Nusa Tenggara Timur. Foto: Thierry Tronnel/Corbis via Getty Images

Cara BI Berdayakan Ekonomi Pesantren

BI turut menyusun kajian Roadmap Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren.

Berdasar data Kementerian Agama pada 2013, di Indonesia ada 27.290 pesantren, dimana 80,6 persen diantaranya tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten. Pesantren pun dinilai punya peran strategis dalam mendorong ketahanan pangan dan pengembangan bisnis syariah.

Menindaklanjuti kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dengan Kementerian Agama yang disepakati pada 2014, BI pun membuat kerangka program pemberdayaan ekonomi pesantren. Sasaran akhir dari program tersebut adalah mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.

Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah bersama Departemen Pengembangan UMKM BI pun telah menyusun kajian Roadmap Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren. “Rencananya kerangka program pemberdayaan ekonomi pesantren akan masuk ke roadmap,” ujar Kepala Departemen Pengembangan UMKM BI, Yunita Resmi Sari.

Kerangka tersebut memiliki tiga tujuan, yaitu (1) meningkatkan kapabilitas dan keterampilan lembaga pondok pesantren untuk mendukung keberlanjutan kemandirian ekonomi, (2) mendukung peningkatan kemampuan kewirausahaan di lembaga pondok pesantren, (3) menjadikan santri dan alumni pesantren sebagai pionir wirausaha di masyarakat.

Untuk meningkatkan kapabilitas dan keterampilan, program yang diusung adalah peningkatan wawasan pengurus pesantren, pengelola unit bisnis pesantren, dan santri mengenai ekonomi syariah. Program ini mencakup penguatan dan perluasan unit bisnis, pengelolaan keuangan, serta peningkatan efisiensi dan tata kelola pesantren.

Sementara, untuk mendukung kemampuan kewirausahaan di pesantren dilakukan dengan mendirikan inkubator bisnis syariah. Program tersebut meliputi pelatihan motivasi usaha, pelatihan identifikasi ide dan kelayakan usaha, pelatihan/keterampilan teknis usaha, pelatihan pemasaran, pengenalan izin dan persyaratan usaha, pengembangan komunitas usaha, dan program magang. Dalam rangka menjadikan santri dan alumni sebagai pionir wirausaha juga akan dilakukan pendampingan usaha, business matching, bazaar, fasilitas akses pemasaran dan akses keuangan.