Gejolak ekonomi nasional tidak berdampak buruk pada industri saham syariah. Justru saham syariah mengalami kenaikan siginifikan 13-20 persen.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, mengatakan pada saat industri perbankan menurun 9 persen selama 10 tahun belakangan ini. Justru industri pasar saham nasional mengalami peningkatan signifikan dengan kenaikan 13-20 persen.
“Dalam 10 tahun terakhir, pasar modal syariah meningkat 5,4 persen,” kata Nicky dalam workshop wartawan Pasar Modal di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/10).
Menurutnya, pasar syariah saat ini telah mendominasi pasar saham di Indonesia. Tercatat jumlah saham syariah sebesar 62 persen dibandingkan saham konvensional yang hanya 38 persen.
Hal yang sama, kata dia, terjadi dalam nilai efek. Yakni saham syariah menguasai 56 persen dari keseluruhan kapitalisasi pasar. Sementara itu, nilai transaksi jauh lebih dikuasi pasar saham syariah. Nilainya sebesar 63 persen dibandingkan pasar saham nonsyariah atau konvesional.
“Adapun frekuensi transaksi pasar saham syariah juga lebih tinggi, yaitu 55 persen. Untuk volume transaksi pasar saham syariah dan konvensional masih dalam persentase yang sama, yaitu 50 persen,” ujar Nicky.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pertumbuhan pasar modal syariah terlihat melalui data jumlah sahamnya dari tahun ke tahun. Pada 2011, saham syariah tercatat sebanyak 237 saham. Pada 2012, tercatat sebanyak 300 saham. Adapun pada 2013, tercatat 312 saham, dan 2014, 316 saham. Sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 318 saham.