BSM kembali menandatangani kerjasama dengan PT Krakatau Steel terkait Pengelolaan Tabungan Kesejahteraan Karyawan hari ini di Jakarta. Seperti apakah bentuk kerjasamanya kali ini?
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Utama Bank Syariah Mandiri – Agus Sudiarto dan Direktur Utama Krakatau Steel – Sukandar hari ini, Kamis (18/6/2016) di kantor PT Krakatau Steel di Jakarta.
Kerja sama kali ini adalah untuk periode tahun 2016 s.d. 2021 dan ini merupakan kedua kalinya bagi BSM dalam mendapat kepercayaan mengelola Tabungan Kesejahteraan Karyawan (TKK) setelah sebelumnya kerjasama dimulai pada tahun 2011.
“Sebagai bank syariah dengan asset terbesar yaitu Rp72,02 triliun per Juni 2016, kami confident mensupport Krakatau Steel dalam mensejahterakan karyawannya,” jelas Agus Sudiarto.
Untuk karyawan Krakatau Steel, BSM menyiapkan produk tabungan TAMPAN (Tabungan Masa Depan) yakni tabungan BSM dengan benefit khusus di antaranya paket undian umrah, santunan kematian, insentif untuk program peningkatan kesejahteraan karyawan dan dukungan pembangunan fasilitas umum pemakaman karyawan.
Saat ini terhitung 5.856 orang karyawan KS yang menjadi peserta TAMPAN. Dan masih ada karyawan dari anak perusahaan KS yang berpotensi untuk menjadi peserta TAMPAN.
Adapun dari sisi dana, jumlah pengelolaan dana TAMPAN terus berkembang, pada awal kerja sama dana terhimpun sekitar Rp38.2 miliar dan sampai dengan saat ini dana telah mencapai Rp74.3 miliar.
“Sebagai bank syariah yang memiliki produk terlengkap dengan ketersediaan infrastruktur IT yang memadai, kami berharap pada periode kerjasama yang baru ini, BSM dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi dan kerjasama yang terjalin dapat berkembang ke produk-produk BSM lain, seperti payroll gaji, pembiayaan consumer, cicil dan gadai emas, tabungan mabrur junior, pembiayaan griya dan pembiayaan pensiun,” lanjut Agus Sudiarto.
Menurut Agus Sudiarto, kerjasama pihaknya dengan PT Krakatau Steel ini diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga BSM, terutama dana murah.
Hingga Juni 2016, Dana Pihak Ketiga BSM sendiri sudah mencapai Rp63,79 triliun atau naik 7,82% dibanding posisi Juni 2015 yang sebesar Rp59,16. Perolehan DPK didorong oleh pertumbuhan Giro sebesar 6,25% semula Rp6,86 triliun per Juni 2015 menjadi Rp7,10 triliun per Juni 2016, dan Tabungan yang tumbuh sebesar 11,25%, semula Rp22,05 menjadi Rp25 triliun per Juni 2016. Adapun Deposito tumbuh 5,68% semula Rp30,43 Triliun per Juni 2015 menjadi Rp32,16 triliun per Juni 2016.
Perolehan DPK dari Giro dan Tabungan, menjadikan komposisi dana murah BSM per posisi Juni 49,58%, atau naik dibandingkan komposisi dana murah pada periode serupa tahun sebelumnya yang sekitar 48,56%.