Direktur Keuangan dan Strategi BSM - Agus Dwi Handaya (tengah).
Direktur Keuangan dan Strategi BSM - Agus Dwi Handaya (tengah).

BSM Catat Kinerja Positif Meski Kondisi Makro Belum Kondusif

Kondisi makro ekonomi di tanah air yang masih belum kondusif, ternyata tak menghambat kinerja bisnis BSM. Bank umum syariah satu ini tetap mampu mencatat pertumbuhan bisnis yang positif sepanjang 2016.

Direktur Keuangan dan Strategi BSM - Agus Dwi Handaya (tengah).
Direktur Keuangan dan Strategi BSM – Agus Dwi Handaya (tengah).

‘’Di tengah kondisi makro ekonomi yang masih belum kondusif, BSM mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis,’’ jelas Direktur Finance and Strategy Bank Syariah Mandiri (BSM) – Agus Dwi Handaya dalam acara Paparan Kinerja BSM Semester I 2016 di Wisma Mandiri, Jakarta, Senin (15/8/2016).

Selain laba bersih yang meningkat dengan signifikan sebesar 26,67% YoY, kinerja positif BSM antara lain bisa dilihat dari pengumpulan DPK yang terus meningkat sebagai salah satu indikator likuiditas. DPK BSM sampai Juni 2016 adalah sebesar Rp 64 trilun atau naik 7,82% dari DPK Juni 2015 yang masih sebesar Rp 59 triliun.

“Perolehan DPK ini didorong oleh pertumbuhan giro sebesar 6,25% semula Rp6,86 triliun per Juni 2015 menjadi Rp7,10 triliun per Juni 2016. Dan tabungan yang tumbuh sebesar 11,25%, semula Rp22,05 menjadi Rp25 triliun per Juni 2016. Adapun deposito tumbuh 5,68% semula Rp30,43 Triliun per Juni 2015 menjadi Rp32,16 triliun per Juni 2016,” papar Agus Dwi Handaya.

Menurut Agus Dwi Handaya, perolehan DPK dari giro dan tabungan, menjadikan komposisi dana murah BSM per posisi Juni 49,58%, atau naik dibandingkan komposisi dana murah pada periode serupa tahun sebelumnya yang sekitar 48,56%.

Agus Dwi Handaya lalu menambahkan, dari sisi pembiayaan, BSM berhasil tumbuh sebesar 4,49% atau meningkat Rp2,3 triliun dari semula sebesar Rp50,4 triliun per Juni 2015 menjadi Rp52,7 triliun. Target pertumbuhan pembiayaan sampai dengan akhir tahun sebesar 7% atau sekitar Rp4 triliun. Sementara itu, pembiayaan UKM (kecil dan mikro) per Juni 2016 berhasil mencapai Rp14.06 triliun naik sebesar 25.51% dari Juni 2015 Rp11.21 triliun.

Sementara itu untuk posisi aset, lanjut Agus Dwi Handaya, pada Juni 2016 BSM telah memiliki aset yang mencapai angka Rp72,02 triliun, atau bertumbuh sebesar 7,57% dari aset pada tahun lalu (Juni 2015) yang masih di angaka Rp 66,95 triliun.

Agus Dwi Handaya lalu menambahkan, saat ini BSM masih memimpin pangsa pasar industri syariah dengan market share seperti aset: 23,70%, dana pihak ketiga 26,15%, pembiayaan:23,90%, dan tabungan: 35,21%

‘’Setelah pembiayaan bermasalah teratasi, kami kini fokus kepada peningkatan bisnis sesuai corporate plan yang telah disusun,’’ demikian Agus Dwi Handaya, Direktur Finance and Strategy BSM.