Bank Syariah Mandiri (BSM), bank syariah terbesar di Indonesia berniat untuk fokus menggarap bisnis ritel, selain juga mengintensifkan cash management, serta memperkuat sinergi dengan Mandiri Grup.
‘’Kami ingin menampilkan BSM sebagai bank syariah yang modern dan dinamis,’’ demikian diungkapkan Direktur Utama BSM – Agus Sudiarto di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut Agus, dengan BSM lebih fokus pada segmen tertentu diharapkan performa perusahaan akan meningkat, serta juga dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah .
Suatu hal yang wajar apabila BSM akan memfokuskan diri di bisnis ritel. Karena BSM sendiri terus mencatatkan pertumbuhan positif di bisnis ritel. Hal tersebut bisa diihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) BSM per September 2015 sebesar Rp59,71 triliun dengan komposisi 48,70% di antaranya merupakan dana murah.
Pertumbuhan dana murah bersumber dari Giro yang tumbuh 12,81% menjadi sebesar Rp5,88 triliun dan Tabungan yang tumbuh 7,04% menjadi sebesar Rp23,19 triliun.
Segmen ritel lainnya ditunjukkan melalui pembiayaan mikro, dan pangsa pasar haji. Pembiayaan Mikro BSM per September 2015 naik 37% semula Rp2,25 triliun pada September 2014 menjadi Rp3,1 triliun per September 2015.
Pangsa pasar pendaftar haji reguler BSM pada 2015 mencapai 29,51% dan pendaftar haji khusus 31,95%. Performa bisnis tersebut menjadikan BSM tetap sebagai bank syariah terbesar dengan pangsa pasar per September 2015 di sisi aset sebesar 24,20%, DPK sebesar 27,50% dan Pembiayaan sebesar 24,41%.