BPD Kalsel Menilai Spin Off Tidak Efisien

Pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah (BUS) oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) dinilai tidak efisien.

BSDirektur Bisnis BPD Kalimatan Selatan (Kalsel), Supian Noor, mengatakan rencana spin off merupakan pilihan terakhir. Dan BPD Kalsel, ingin mendorong konsolidasi Unit Usaha Syariah (UUS) BPD untuk menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Kalau tidak konsolidasi nasional, pengabungan UUS BPD regional dinilai bisa dilakukan.

Ia menyampaikan, bahwa modal BPD Kalsel saat ini sebesar Rp 1,1 triliun, sementara modal BUS BPD Kalsel sudah mencapai Rp 200 miliar. ”Syarat modal minimal spin off Rp 500 miliar, terlalu jauh untuk dipenuhi dalam waktu tersisa delapan tahun. Sangat tidak mudah,” kata Supian, di Jakarta, Selasa (8/9).

BPD Kalsel, lanjut dia, cenderung memilih pengabungan UUS, namun demikian konsolidasi tersebut masih dikaji. BPD Kalsel masih menunggu arah yang lebih jelas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, menurutnya, jika tetap diteruskan melakukan spin off masing-masing akan kurang efisien. ” Kami menilai spin off masih kurang efisien, untuk dilakukan,” ujar Supian.

Ia menilai BPD lain masih berminat melakukan spin off, seperti BPD Bank Jatim dan Bank DKI tampak siap untuk spin off. Sementara BPD Aceh bersiap melakukan konvensi menjadi bank syariah.