Untuk wujudkan target tersebut, BNI Syariah fokus menggarap suplly chain financing (SCF) dari nasabah BNI Pusat.

“Pembiayaan produktif kami, saat ini sekitar Rp 7 triliun. Komposisinya untuk UMKM Rp 4 triliun dan komersial Rp 3 triliun. Pada 2016 ini, target pertumbuhan untuk komersial sekitar 12 persen sementara untuk UMKM 20 persen,” kata Dhias di sela-sela Puncak Milad Ke-6 BNI Syariah di Masjid Al-Azhar, Jakarta, akhir pekan lalu.
Terkait hal tersebut, lanjut dia, strategi BNI syariah fokus menggarap supply chain financing (SCF) dari nasabah-nasabah induk usaha, yaitu PT BNI Tbk. “Jadi, misalnya, kalau BNI induk prime customer-nya banyak bergerak di infrastruktur, maka kami juga mengerjakan turunannya di infrastruktur seperti konstruksi, perkebunan, dan perdagangan,” papar Dhias.
- Bank Muamalat dan Kliring Berjangka Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Fisik Emas Secara Digital
- BSI Agen Jadi Pilar Layanan Syariah Tanpa Cabang
- Bank Muamalat dan Shafira Luncurkan Kartu Debit Co-Branding Eksklusif, Mudahkan Transaksi bagi Jemaah Haji
- Bank Mega Syariah Perkuat Kinerja Bisnis Di Momentum Penurunan Suku Bunga
Selain itu, lanjut dia, perseroan tetap melakukan pembiayaan sektor jasa, dalam hal ini pendidikan dan rumah sakit. Ini dilandasi karena tujuan BNI Syariah tetap memikirkan pemberiaan pembiayaan untuk kemaslahatan bagi orang banyak.

