BNI Syariah mendirikan Kompatriot Socialpreneur Centre seluas 3.000 m2 di Desa Randu Belang, Sewon Bantul Yogyakarta, kemarin (28/10/2015).
Kegiatan ini merupakan program CSR berkelanjutan BNI Syariah Hasanah Empowerment. Kompatriot Socialpreneur ini dilengkapi fasilitas – fasilitas pendukung seperti ruang kantor, ruang multimedia, perpustakaan dan lapangan olahraga.
Kompatriot Socialpreneur sendiri merupakan sebuah lembaga non formal pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berwatak dan berwawasan sosial, dimana Kompatriot Indonesia yang berarti “Saudara Sebangsa Setanah Air” didirikan dengan tujuan memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan potensi generasi muda sebagai penerus masa depan agar memiliki visi dan misi kebangsaan, kerakyatan dan kemandirian.
Dalam acara ini, salah satu Duta Mutiara Bangsa Berhasanah (MBB) – Eko Dadiek turut meresmikan Kompatriot Socialpreneur. BNI Syariah Yogyakarta juga mendampingi Eko Dadiek dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan yang digelar seperti sosialisasi, penyuluhan penerapan pertanian organik serta penyerahan bantuan kepada kelompok tani dan berbagai kegiatan lainnya.
Eko Dadiek sendiri, sejak awal memulau usahanya di tahun 2009, melakukan terobosan dengan mengubah urine sapi menjadi pupuk cair organik, yang saat ini sudah dapat dikatakan berhasil. Sampai saat ini Eko Dadiek memiliki 23 usaha berupa kios pertanian hingga bengkel las serta bermitra dan memberdayakan petani di wilayah Bantul-Yogyakarta.
Peresmian ini ditandai dengan penandatangan di prasasti yang diwakili oleh Direktur Risiko dan Kepatuhan BNI Syariah – Acep Riana Jayaprawira dan juga hadir dalam acara ini antara lain Head of Corporate Secretary BNI Syariah – Endang Rosawati, Pimpinan Cabang BNI Syariah Yogyakarta, Wahsi Prasodjo serta para petinggi daerah setempat.
“Dalam program Hasanah Empowerment 2015 yang merupakan program lanjutan Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB) diharapkan dapat membina sebanyak 650 orang mitra dengan dana yang disalurkan sebesar Rp 1 miliar dari zakat perusahaan BNI Syariah dalam bentuk pendidikan dan pelatihan sebesar 35% dan modal kerja sebesar 65%. Bidang pemberdayaan terdiri dari 3 kelompok yaitu bidang kerajinan, bidang lingkungan, pertanian dan peternakan,” demikian Acep Riana Jayaprawira.