Ditengah situasi ekonomi nasional yang masih belum mengalami perbaikan signifikan, BNI Syariah tetap berkomitmen membiayai usaha mikro di tanah air. Namun demikian, kini mereka menjadi lebih selektif.
“Usaha mikro, kami masih terus melakukan pembiayaan, namun BNI Syariah kini agak lebih selektif,” demikian diungkapkan Kepala Divisi Strategi dan Keuangan BNI Syariah – Wahyu Avianto kepada MySharing pekan lalu di Jakarta.
Menurut Wahyu, pembiayaan usaha mikro yang nilai nominalnya dibawah 50 juta ini, sebenarnya juga mempunyai prospek yang cukup baik. Hanya saja memang perlu dilakukan pendekatan khusus, agar pembiayaan ke sektor mikro ini tidak menjadi kendala bagi bisnis perusahaan.
“Pembiayaan usaha mikro ini sebenarnya lebih kuat atau lebih tahan. Tapi memang harus ada pendampingan,” jelas Wahyu.
Wahyu lalu menjelaskan, BNI Syariah memang sangat concern melakukan pendampingan ke usaha mikro ini agar tidak menjadi masalah bagi kinerja bisnis perseroan secara keseluruhan.
“Pertama kaki dari sisi proses, pasti kita periksa terlebih dahulu usaha mikro ini dari sisi kemampuan usahanya. Sudah berjalan berapa lama? Lalu kira-kira dia bisa bertahan atau tidak? Kemudian kemampuan dia membayar kredit seperti apa? Serta bagaimana prospeknya dilihat dari jumlah konsumennya,” papar Wahyu.
Selanjutnya, jelas Wahyu, setelah dianggap layak dan diberikan pembiayaan, maka pihak BNI Syariah selanjutnya akan melakukan monitoring yang intensif.
“Tentu setelah diberikan pembiayaan, kami akan melakukan monitoring. Kami memberikan pembinaan, karena jangan sampai dia berlebihan modalnya. Misalnya, BNI Syariah sudah memberi pembiayaan, namun ternyata ada yang lain juga memberikan pembiayaan. Sehingga skala usahanya menjadi tidak sesuai, atau tidak produktif,” lanjut Wahyu.
Intinya, menurut Wahyu, pihak BNI Syariah sangat concern memberikan assesstment mulai dari awal, hingga usaha mikro itu terus berjalan. Sehingga dengan begitu, pembiayaan BNI Syariah ke usaha mikro ini akan menjadi jauh lebih efektif, dan lebih terkondisikan untuk terhindar dari permasalahan non performing finance (NPF).
“Itulah strategi kami, agar NPF bisa kita tekan di usaha mikro ini,” demikian jelas Wahyu Avianto menutup penjelasannya.