Kendati pertumbuhan industri perbankan syariah melambat tahun lalu, BPRS Patriot malah melampaui target yang ditetapkannya.
Direktur Utama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot Syahril T Alam, mengatakan di awal 2015 pihaknya menargetkan aset sebesar Rp 51,4 miliar. Namun, ternyata target tersebut jauh terlampaui. “Aset Desember 2014 sebesar Rp 35,5 miliar menjadi Rp 67,1 miliar pada 2015, atau tumbuh 88,69 persen,” kata Syahril saat dihubungi mysharing, Selasa (12/1).
Pertumbuhan tersebut tak terlepas dari peningkatan kinerja yang terjadi di dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan. Pembiayaan BPRS Patriot tumbuh sekira 23 persen, dari Rp 30 miliar (Desember 2014) menjadi Rp 37 miliar (Desember 2015). Sementara, DPK naik dari Rp 17,5 miliar menjadi Rp 46,8 miliar.
Syahril menuturkan sebagian besar pembiayaan BPRS Patriot disalurkan untuk pembiayaan produktif, utamanya usaha mikro dan kecil. “Dulu portofolio BPRS Patriot 90 persen di konsumtif, sekarang kami kembalikan ke khittah-nya, BPRS pembiayaan 70 persen di produktif,” ujarnya. Baca: Mitigasi Risiko Hukum, BPRS Patriot Gaet Kejari Bekasi
Sedangkan, DPK masih didominasi oleh deposito. Tercatat pada 2015 deposito BPRS Patriot mencapai 29,3 miliar, sedangkan tabungan Rp 17,5 miliar. DPK yang tumbuh hingga 165 persen, lanjut Syahril, tak terlepas dari uapayanya melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BPRS.
Menutup 2015, BPRS Patriot mencatat peningkatan laba dari Rp 1,7 miliar menjadi Rp 2,4 miliar. Rasio pembiayaan bermasalah pun turun dari 10 persen menjadi 7,5 persen. Return on asset tercatat sebesar 3,59 persen, return on equity 12,84 persen, dan rasio kecukupan modal sebesar 50,02 persen.
BPRS Patriot mencatat peningkatan laba dari Rp 1,7 miliar menjadi Rp 2,4 miliar. Click To Tweet