Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (BTN) siap spin off dari perusahaan induknya sebelum tahun 2023. BTN pun mempersiapkan infrastruktur dan berharap tetap menggunakan sistem leveraging.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono, mengatakan dalam persiapan pemisahan unit usaha syariah (UUS), BTN sedang memperbaiki infrastruktur BTN Syariah.
“Kami ingin kompetensi UUS, manajemen risiko, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi tetap terjaga meskipun ada pemisahan. Maka itu, BTN terus berbedah memperbaiki infrastruktur,” kata Maryono kepada MySharing, saat dihubungi, Selasa (10/11).
Menurutnya, perlu strategi untuk pengembangan syariah. SDM, infrastruktur dan teknologi informasi harus dipersiapkan terlebih dulu dengan matang, agar syariah tidak membiayai bidang-bidang yang bukan menjadi kompetensinya.
Apalagi, tegas dia, BTN Syariah mempunyai pengalaman dalam pembiayaan rumah yang sifatnya massal. “Hasilnya bagus, syariah punya potensi yang luar biasa,” ujarnya.
Maryono pun berharap, setelah pemisahan, anak usaha syariah BTN masih bisa leveraging kepada induk dalam grup usaha. Namun, aturan untuk leveraging ini belum ada. Menurutnya, jika aturan regulator boleh dilakukan, akan sangat efisiensi bagi pertumbuhan perbankan syariah.
[su_note note_color=”#fafafa” text_color=”#000″ radius=”5″]”Benahi infrastruktur, BTN Syariah siapkan spin off. Aset capai 15 T, pemisahaan bisa dilakukan 1-2 thn lagi,” CEO BTN, Maryono. – Click 2 Tweet[/su_note]
Maryono menuturkan, pemisahaan UUS BTN rencananya akan dilakukan setelah aset UUS BTN mencapai Rp 20 triliun. “Aset UUS BTN sudah mencapai Rp 15 triliun. Ya pemisahaan bisa dilakukan satu-dua tahun lagi,” pungkasnya.