Ekspansi perbankan syariah yang masih rendah tak terlepas dari terbatasnya kondisi permodalan. Dalam lima tahun ke depan OJK pun menargetkan bank syariah Indonesia masuk dalam BUKU 2.
Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari 12 bank umum syariah (BUS), 10 BUS memiliki modal inti kurang dari Rp 2 triliun dan belum ada BUS dengan modal inti melebihi Rp 5 triliun atau masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3. Tak heran jika kemudian bank syariah menjadi kurang leluasa dalam membuka kantor cabang, mengembangkan infrastruktur dan layanan. Oleh karena itu, OJK pun mendorong perbankan syariah agar memperkuat permodalan.
Dalam Roadmap Perbankan Syariah 2015-2019 setiap BUS, termasuk BUS hasil spin off, ditargetkan memiliki modal inti minimal Rp 1 triliun atau setara dengan BUKU 2 dalam lima tahun ke depan. Ketentuan modal inti dan klasifikasi BUKU bagi BUS akan disesuaikan guna memperkuat insentif bagi bank untuk memenuhi target tersebut. Penyempurnaan kebijakan modal inti minimum dan klasifikasi BUKU BUS ini akan dilakukan pada 2017-2019. Baca: Mengupas Strategi Permodalan Bank Syariah
Menanggapi imbauan OJK untuk menambah modal, Direktur Keuangan Bank Muamalat Indonesia Hendiarto, mengatakan pihaknya kemungkinan baru akan menambah modal di awal 2016 dan masih akan mengkaji jumlah modal yang akan ditambah, serta opsi metode penambahan modal. “Jumlahnya masih akan dihitung lagi dan metodenya masih kami diskusikan karena awal Januari tahun depan ada implementasi Basel III,” kata Hendiarto.
Dengan adanya keharusan perbankan memenuhi ketentuan Basel III tersebut, lanjut Hendiarto, penambahan modal di tahun depan harus masuk dalam komponen modal Tier 1. Ia pun tak menutup kemungkinan melakukan rights issue pada tahun depan untuk penambahan modal. Saat ini modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 4,5 triliun dan belum masuk BUKU 3. Jika modal ditambah, kategori BUKU Bank Muamalat dapat naik ke BUKU 3. “Insya Allah,” cetus Hendiarto. Baca: OJK Imbau Bank Syariah Miliki Share 10% dari Induk
Strategi penambahan modal pun akan dilakukan pula oleh BCA Syariah. Di tahun ini BCA Syariah menargetkan modal bertambah menjadi Rp 1 triliun, sehingga masuk dalam kategori BUKU 2. Wakil Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih, menuturkan saat masuk BUKU 2 itulah pihaknya akan kembali menambah layanan kepada nasabah. “Setelah masuk BUKU 2 kami akan coba membuka layanan internet banking tahun ini,” ungkap John. Baru-baru ini BCA Syariah telah meluncurkan layanan mobile banking.