Industri perbankan syariah di tanah air harus berbenah diri guna mengantisipasi persaingan bisnis menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN di bidang jasa keuangan, termasuk perbankan syariah yang akan mulai bergulir pada tahun 2020.
Hal tersebut disadari benar oleh Bank Syariah Bukopin (BSB), yang semenjak beberapa tahun terakhir terus giat berbenah diri dan semakin memperkuat manajemen dan bisnisnya sebagai salah satu bank umum syariah papan atas di tanah air.
“Memang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN masih 5 tahun lagi, namun demikian kami dari Bukopin Syariah terus berusaha memperkuat bisnis kami agar kami siap menghadapi persaingan di era tersebut,” jelas Direktur Utama BSB – Riyanto kepada MySharing akhir pekan lalu di Jakarta.
Menurut Riyanto, dalam menghadapi era MEA 2020, industri perbankan syariah di tanah air harus lebih fokus pada bisnis yang digelutinya masing-masing. Mereka juga harus memperkuat positioning mereka pada bisnis tersebut, agar nantinya tidak mudah direbut oleh para pelaku perbankan syariah asing.
“Kami sendiri di Bukopin Syariah juga berusaha memperkuat bisnis kami pada di bidang UKM untuk segmen-segmen tertentu. Selain itu, kami juga akan menyasar bisnis kami ke depan untuk bidang kesehatan dan pendidikan. Karena kedua bidang tersebut, yaitu kesehatan dan pendidikan, selalu besar pasarnya, dan tidak pernah habis,” jelas Riyanto.
Intinya, menurut Riyanto, perbankan syariah harus lebih fokus menguatkan diri pada bisnis yang sudah menjadi andalan perbankan tersebut selama ini, selain juga harus berinovasi untuk mencari bisnis-bisnis baru yang kemungkinannya sulit untuk dirambah pelaku perbankan asing.
“Dengan begitu kita bisa bersaing menghadapi penerapan MEA di 2020,” demikian Riyanto – Direktur Utama Bukopin Syariah menutup pembicaraan dengan MySharing.