Bank Syariah Butuh Peran BMT

Untuk meningkatkan pertumbuhan bank syariah di Jawa Tengah (Jateng), diperlukan peran Baitul Mal wat Tamwil (BMT) untuk menyentuh semua lapisan masyarakat

logoss

Deputi Bank Indonesia Kanwil V  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jateng, Ananda Pulungan, mengatakan perbankan tidak bisa menyentuh seluruh masyarakat. Sehingga bank membutuhkan lembaga lain untuk menyentuh semua lapisan di Indonesia.

“Salah satunya di sektor syariah, tidak semua masyarakat bisa menyentuh level masyarakat Muslim di Jawa Tengah. Bank syariah membutuhkan peran dari lembaga keuangan syariah lainnya, yaitu Baitul Mal wat Tamwil (BMT) untuk memasarkan keuangan syariah,” kata Ananda, dalam diskusi bertajuk Pondok Pesantren Sebagai Agen dan Kunci Kesuksesan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah,  di Semarang, Selasa (15/12).

Menurutnya, pemahaman masyarakat mengenai sistem perbankan syariah masih perlu ditingkatkan, salah satunya melalui sosialisasi yang dilakukan BMT. Ia mengaku, di sisi lain pemahaman masyarakat terkait keuangan syariah masih  terbatas, di sisi lain pun upaya perbankan syariah untuk melakukan sosialisasi belum optimal. Tetapi potensi pasarnya sangat besar mengingat sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya Jateng adalah Muslim.

Menurutnya, tidak dapat dipungkiri hingga saat ini masyarakat masih membandingkan antara lembaga keungan syariah dengan konvensional, yakni salah satunya dari sisi bunga. “Kalau menabung berapa imbalannya, masyarakat masih banyak membandingkan hal-hal tersebut. Padahal menabung di bank syariah itu berkah karena halal dan thoyib membawa maslahat bagi umat,” papar Ananda.

Dengan terus dilakukan sosialisasi, Ananda berharap pangsa pasar keuangan syariah di Jateng semakin meningkat. Berdasarkan data BI, pangsa pasar keuangan syariah hingga saat ini masih dikisaran enam persen. “Kami harapankan dengan adanya sosialisasi, pangsa pasar keuangan syariah di Jateng bisa bertambah 1-2 persen untuk tahun depan,” tukasnya.