Bank syariah akan selamat dari terjangan krisis karena menjauhi riba. Itulah kekuatan bank syariah yang utama.
Direktur Bisnis BNI Syariah – Imam T Saptono mengungkapkan, bahwa krisis moneter yang melanda sebagian besar Negara-negara di dunia saat ini adalah diakibatkan oleh prinsip riba yang sudah sangat mengakar diikuti Negara-negara tersebut.
Negara-negara tersebut dalam menjalankan sistem ekonomi dan keuangannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh riba yang menjeratnya, dan sangat bergantung pada riba, sehingga pada saat terjadi persoalan moneter, Negara-negara ini akan langsung rentan terganggu ekonominya.
“Hukum riba dalam Islam, adalah perbuatan yang buruk. Karena itu Allah meminta kita menghilangkan sisa riba. Berarti riba adalah nol. Nah, yang terjadi krisis di dunia itu adalah diakibatkan oleh prinsip riba yang memang buruk, dan Allah haramkan,” papar Imam T Saptono yang juga Ketua Bidang Komunikasi ASBISINDO.
Menurut Imam, krisis yang terjadi pada saat ini adalah bukan karena insidentil, tapi memang diciptakan oleh Negara-negara di dunia yang mengusai prinsip riba ini. Mereka membuat ketergantungan dunia yang sangat besar pada sistem ribawi, sehingga sistem ekonomi dan moneter Negara-negara yang menganut sistem riba tersebut akan terus menerus rentan untuk digoyang krisis.
Karena itu, menurut Imam T Saptono, perbankan syariah jangan terjebak pada prinsip riba yang tidak benar tersebut.
“Prinsip bank syariah yang meninggalkan riba, hal itu akan menyebabkan bank syariah akan tetap mampu bertahan meskipun terjadi krisis. Karena pondasi perbankan syariah itu sudah kuat. Dengan menjauhi riba, akan membuat bank syariah stabil, karena dilandasi dasar hukum Islam yang berprinsip adil,” demikian Imam T Saptono – Direktur Bisnis BNI Syariah.