Meskipun keberpihakan pemerintah kepada keuangan syariah sudah nampak, tapi sosialisasi harus terus dilakukan. Sehingga pertumbuhan keuangan syariah Indonesia tidak masif.
Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta mengatakan meskipun perkembangan keuangan syariah Indonesia cukup bagus dan keberpihakan pemerintah kepada sistem ekonomi berbasis Islam ini juga sudah nampak.
”Tapi sepertinya keuangan syariah Indonesia belum terlalu masif ya. Ini mungkin regulator dan pemerintah sosialisasinya harus lebih gencar lagi untuk menarik masyarakat tertarik keuangan syariah” kata Bambang kepada MySharing disela-sela seminar “Palestina Pasca Dikibarkannya Bendera di PBB,” di Alua Terapung UI, Depok, Kamis (5/11).
Sosialisasi itu, menurut Bambang, juga harus didukung sistem pendidikan di perguruan tinggi, seperti di UI ada fakultas ekonomi Islam. Dengan berbagai kegiatan, mahasiswa fakultas ekonomi Islam telah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keuangan syariah.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
Namun demikian, lanjut dia, masyarakat itu sangat luas tidak berpijak pada satu tempat saja. Sehingga diharapkan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada program ekonomi Islam dengan regulator gencar memberikan pemahaman apa itu keuangan syariah dan manfaatnya kepada masyarakat luas.
Tentu, tegas dia, pemahaman itu tidak hanya diberikan kepada umat Muslim, tapi juga kepada non Muslim. “Mungkin non Muslim juga akan tertarik kalau sosialisasi sangat bisa dipahami. Karena yang jelas, kalau manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Tentu, mereka akan mau bergabung dengan bank syariah,” papar Guru Besar Ilmu Budaya UI.