Alasan Pemerintah Tetapkan Imbal Hasil Sukuk Ritel 8,3%

Penetapan imbal hasil sukuk ritel SR-008 mengikuti tren penurunan suku bunga.

grafik-saham1-360x240Pada penerbitan sukuk ritel SR-008 pemerintah menetapkan imbal hasil sebesar 8,30 persen. Menurut Direktur Jenderal Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, penetapan imbal hasil oleh pemerintah tersebut telah dihitung dengan berbagai sudut pertimbangan.

“Kami sudah mempertimbangkan BI rate yang 7 persen, sehingga tentu sukuk ritel jadi semakin menarik. Kami juga sudah melihat di pasar sekunder pasar surat berharga negara yang diperdagangkan untuk yang mirip tenornya dengan sukuk ritel rate-nya berapa, dan ini dikasih premium sedikit,” ujarnya dalam konferensi pers Launching Sukuk Ritel SR-008, Kamis (18/2).

Ia menambahkan dibanding bunga obligasi ritel Indonesia yang ditetapkan sebesar 9 persen pada tahun lalu, imbal hasil sukuk ritel sudah turun mengikuti tren suku bunga. “Namun, kami meyakini imbal hasil sukuk ritel ini sudah cukup menarik. Poin yang ingin disampaikan pemerintah juga penerbitan sukuk ritel ini agar bukan hanya dilihat dari imbal hasil saja, tapi sebagai bentuk dukungan keuangan inklusif,” jelas Robert.

Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro menyampaikan, dengan bunga deposito di kisaran 7-8 persen, maka mau tidak mau instrumen investasi lainnya harus menjanjikan imbal hasil lebih tinggi dari itu. Meski, di sisi lain dengan tingkat bunga tinggi juga sulit rasanya untuk melakukan diversifikasi instrumen investasi. “Namun, tentu ini pekerjaan rumah kita untuk menurunkan imbalan tanpa harus membuat investor lari,” tukasnya.

Ia pun berharap pada penerbitan sukuk ritel tahun depan pemerintah bisa menawarkan imbal lebih rendah. Menurutnya, instrumen menarik bukan hanya dari mengandalkan imbal hasil setinggi-tingginya, karena dari sisi konteks lainnya imbal hasil tinggi juga akan menjadi beban negara untuk pembayaran bunga utang dalam APBN. “Mudah-mudahan dengan upaya mendorong tingkat suku bunga rendah ke depan, sukuk ritel tetap berkibar dengan imbalan rendah tapi tetap menarik,” pungkas Bambang.