Hal tersebut diungkapkan Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Jiwa Syariah AASI – Ronny Iskandar dalam acara Konferensi Pers AASI secara daring tentang “Kinerja dan Analisis Industri Asuransi Syariah Indonesia Triwulan II 2021” di Jakarta (23/9).
Optimisme tersebut, menurut Ronny, dilandasi dengan hasil kinerja industri asuransi Syariah pada Q2/2021. Berdasarkan riset data AASI, aset asuransi syariah triwulan 2 – 2021 (Rp 42.813 miliar) tercatat mengalami peningkatan sebesar 4,83 % dibandingkan Triwulan 2 – 2020.
“Kontribusi bruto asuransi syariah (Rp 11,551 miliar) tercatat mengalami peningkatan secara signifikan sebesar 51,89 % dibandingkan Triwulan II 2020. Kemudian, hasil investasi asuransi syariah mengalami peningkatan signifikan hingga 85,45% dari Triwulan II 2021. Selain itu, penetrasi asuransi syariah mengalami capaian pertumbuhan pada Triwulan 2 2021 yakni mencapai 45,62%,” papar Ronny Iskandar dalam kesempatan konferensi pers tersebut.
Ronny lalu menjelaskan, porsi aset asuransi Syariah didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp 34.442 miliar (80,45 %), asuransi umum sebesar Rp 6.285 miliar (14,68%) dan reasuransi sebesar Rp 2.086 miliar (4,87%). Keseluruhan mengalami pertumbuhan positif kecuali reasuransi syariah.
- Bank Muamalat Bersinergi dengan Mega Insurance Upayakan Proteksi Asuransi Syariah
- Prudential Syariah Luncurkan PRUPrime Healthcare Plus Pro Syariah, Tawarkan Proteksi Hingga 70 Miliar
- Zurich Syariah Hadirkan Zurich Syariah Travel Insurance Paket Haji dan Umrah
- AXA Financial Indonesia Hadirkan AXA Attania Link Syariah
Sementara itu, porsi kontribusi bruto didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp 10.079 miliar (87,26 %), asuransi umum sebesar Rp 1,001
miliar (8,67%) dan reasuransi sebesar Rp 470 miliar (4,07%). “Secara keseluruhan mengalami pertumbuhan positif,” tambah Ronny.
Karena itu Ronny Iskandar menyampaikan, AASI merasa optimis, pertumbuhan kinerja bisnis industri asuransi Syariah di Indonesia akan semakin bagus di paruh kedua tahun 2021 ini,
“Dalam kondisi pandemi Covid-19, industri asuransi syariah ternyata masih bisa tumbuh dengan bagus,” lanjut Ronny Iskandar.
Sementara itu, menurut Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Umum Syariah AASI – Pristiawan Bani dalam kesempatan yang sama menambahkan, bahwa kinerja bisnis industri asuransi Syariah diperkirakan juga akan mengalami kenaikan, setelah perusahaan-perusahaan asuransi syariah bergabung dalam konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (BMN).
Karena menurut Pristiawan Bani, dengan bergabung ke konsorsium Asuransi BMN, maka kontribusi bruto industri asuransi syariah otomatis akan terus meningkat.