AAJI Gelar Marcomm Summit 2023, Berbagi Wawasan Penanganan Krisis di Era Digital

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sukses menggelar acara bertajuk Marketing & Communication Summit 2023 di JS Luwansa. Acara ini menjadi langkah konkret AAJI dalam mempersiapkan anggotanya menghadapi tantangan di bidang marketing dan komunikasi dalam era digital.

Mengangkat tema “Navigating Crisis in Digital  Era,” acara ini dihadiri 172 peserta dari 60 perusahaan.

Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI, Novita Rumngangun mengajak semua peserta untuk mengambil pelajaran berharga dari para narasumber.

“Melalui tema ini kami berharap  rekan-rekan bisa mengambil pelajaran dari para narasumber bagaimana kita bisa menjaga perusahaan untuk tetap kuat di tengah kondisi krisis, bagaimana kita bisa bekerja sama  dengan media, bagaimana kita manfaatkan teknologi untuk terus bangkit, dan yang juga penting adalah bagaimana kita bisa mengubah tantangan-tantangan itu menjadi sebuah peluang untuk semakin memperkuat dan meningkatkan kualitas bisnis kita,” jelas Novita.

Direktur Literasi dan Edukasi OJK, Horas V.M. Tarihoran menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat terhadap asuransi.

Survei OJK tahun 2022 mencatat bahwa tingkat inklusi  keuangan mencapai 85%, namun masyarakat yang melek keuangan hanya 49%. Hal ini  bermuara pada kurangnya pengetahuan mereka tentang produk keuangan yang sudah mereka miliki. Melalui tim marketing dan komunikasi saat ini kita bisa lebih efektif menggunakan sosial media untuk mengedukasi masyarakat dalam skala yang lebih luas dan  besar,” ungkap Horas.

Acara terbagi menjadi tiga sesi dengan pembahasan berbeda, yaitu; Empowering Resilience in Times of Crisis dengan narasumber dari PERHUMAS; Media & Digital Technology yang menghadirkan narasumber dari Harian Kompas dan MoEngage; serta sesi terakhir Converting Crisis into Growth yang menghadirkan narasumber dari Bank BCA dan IDN Times.

Sekretaris Umum PERHUMAS, Benny Siga Butarbutar menekankan pentingnya menghadapi krisis secara langsung dan cepat.

“Menghadapi situasi krisis di era digital, brand harus mampu menerapkan formula Progressive dan Prudent. Diperlukannya manajemen yang  aktif dalam menghadapi krisis seperti menyediakan data informasi yang akurat, kebijakan komunikasi satu pintu (menunjuk spokesperson), dan memperdayakan tim krisis dengan SOP yang jelas terhadap issue serta melakukan media monitoring. Selain itu, diperlukannya \kemampuan menetapkan rancangan agenda yang kuat serta terarah, memaksimalkan peran juru bicara, dan bersedia untuk bekerja sama ketika krisis semakin parah,” tutur Benny.

Senior Vice President Marketing Communication PT Bank Central Asia, Tbk, Norisa Saifuddin menjelaskan, bahwa di dalam masa krisis brand dapat mengubahnya menjadi suatu kesempatan dengan kreativitas.

“Dalam proses berkomunikasi dengan customer, brand harus dapat mendefinisikan keinginan customer. Brand harus mampu mendengarkan keinginan customer dan mendapatkan poin penting, kemudian brand dapat membuat kreativitas dalam melakukan campaign. Sehingga pesan – pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dan tercapai tujuan dari suatu campaign tersebut,jelas Norisa.

Melalui pelaksanaan acara ini, diharapkan praktisi marketing dan komunikasi di perusahaan asuransi dapat menerapkan wawasan serta pengalaman yang diperoleh dari para narasumber. Tujuannya adalah untuk membentuk citra positif industri asuransi, agar dapat mencapai kemajuan, pertumbuhan yang berkualitas, serta dicintai oleh masyarakat Indonesia.