5 Risiko Investasi Sukuk

Seaman-amannya sebuah instrumen investasi keuangan, namun demikian investasi tersebut pasti juga tetap mempunyai risiko. Begitu juga dengan instrumen sukuk. Yuk, mari simak resiko apa saja yang terdapat pada investasi sukuk ini!

Risiko merupakan kejadian di masa yang akan datang yang bersifat tidak pasti dan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan. Sebagaimana instrumen investasi keuangan lainnya, sukuk juga memiliki beberapa risiko yang mungkin dihadapi oleh investor maupun penerbitnya sendiri. Berikut risiko-risiko investasi sukuk;

1. Risiko Pasar (Market Risk). Risiko pasar merupakan risiko yang timbul dari instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Risiko pasar sukuk terdiri dari: risiko tingkat suku bunga (interest rate risk), dan risiko nilai tukar (foreighn exchange rate/currency risk).

Apabila suku bunga naik, maka harga #Sukuk di pasar sekunder akan turun Click To Tweet

Risiko tingkat suku bunga terjadi karena harga sukuk di pasar sekunder dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku. Apabila suku bunga naik, maka harga sukuk di pasar sekunder akan turun, demikian juga sebaliknya. Sementara itu untuk risiko nilai tukar, karena memang investasi pada sukuk dapat beresiko disebabkan oleh perubahan nilai tukar mata uang untuk sukuk yang diterbitkan dengan mata uang asing. Apabila terjadi penurunan nilai tukar/depresiasi terhadap mata uang yang menjadi denominasi sukuk, maka akan terjadi penurunan nilai investasi.

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk). Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul, khususnya untuk sukuk yang diperjualbelikan di pasar sekunder, diakibatkan oleh pasar sekunder yang belum likuid dan belum terbentuk dengan baik. Pasar yang tidak liquid mengakibatkan investor kesulitan menjual sukuk dengan nilai yang wajar. Penilaian utama dari tingkat likuiditas pasar adalah dengan melihat kepada perbedaan kuotasi harga (spread) antara harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (ask price) oleh dealer.

3. Risiko Operasional (Operational Risk). Operational risk merupakan risiko yang timbul dalam kegiatan bisnis sebagai akibat dari pengelolaan yang tidak tepat, atau karena sebab eksternal. Beberapa risiko yang termasuk dalam operational risk adalah:
a. Risiko kegagalan pembayaran (default risk), merupakan risiko dimana penerbit sukuk tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar nilai pokok sukuk. Tolok ukur risiko gagal bayar ini dapat mengacu kepada kualitas rating dari penerbit sukuk yang telah dikeluarkan oleh lembaga rating. Semakin tinggi rating, maka risiko gagal bayar juga semakin kecil.
b. Risiko pembayaran kupon (coupon payment risk), merupakan risiko dimana penerbit sukuk tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran kupon kepada investor pada waktunya.
c. Risiko terkait aset (asset risk), aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk (underlying asset) tak terlepas dari risiko. Risiko tersebut antara lain rusak atau hilangnya aset, baik sebagian maupun keseluruhan. Untuk itu, penerbit sukuk berkewajiban memelihara aset dan harus dapat menjamin bahwa underlying asset selalu dalam kondisi baik dengan jumlah yang mencukupi.

4. Risiko Hukum dan Peraturan (Legal and Regulatory Risk). Dalam penerapan konsep-konsep syariah, seperti penyusunan struktur sukuk dan penggunaan underlying asset, terdapat kemungkinan belum terakomodasi dalam ketentuan hukum yang berlaku, sehingga suatu struktur tidak dapat diaplikasikan karena tidak selaras dengan peraturan tersebut.

#Sukuk dari lembaga yang ratingnya bagus, kecil risiko gagal bayarnya Click To Tweet

5. Risiko Ketidaksesuaian Syariah (Sharia Compliance Risk). Risiko ketidaksesuaian syariah terjadi apabila sukuk yang diterbitkan tidak mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip syariah yang telah ditentukan dalam fatwa, baik oleh dewan syariah (sharia advisor) maupun ahli-ahli syariah (sharia scholars). Kesesuaian dengan syariah dapat mencakup pada struktur sukuk yang digunakan, dokumen hukum penerbitan sukuk, underlying asset yang digunakan, serta penggunaan dana hasil penerbitan sukuk (proceeds).