Sektor Keuangan Syariah Jangan Didominasi Perbankan

Potensi keuangan syariah tidak hanya perbankan, tapi ada travel,  farmasi, wisata, dan lainnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, agar sektor keuangan syariah tidak didominasi perbankan. Dimana saat ini  sekitar 90 persen sektor keuangan syariah berada di perbankan syariah.

“Terutama pasar modal kaitannya dengan sukuk dengan skema pembiayaan-pembiayaan syariah yang menggunakan pasar modal sebagai medianya. Saya pikir Islam capital market harus menjadi perhatian,” kata Bambang dalam acara Rapat Badan Pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (31/10).

Menurutnya, perlu edukasi yang lebih masif terkait sektor pasar modal syariah. Salah satu cara, misalnya dengan menyelenggarakan seminar internatinal mengenai Islamic capital market. Sehingga nantinya peserta dari dalam negeri mengetahui sejauh mana perkembangan pasar modal syariah di negara tetangga. ”Diharapkan ada terobosan dari bursa dan pelaku atau potensial investor,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Direktur Departeman Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Rifki Ismail mengatakan, bahwa posisi Indonesia dalam ekonomi syariah cukup strategis di dunia. Tapi sayangnya kata dia, baru sebagai  pasar bukan pelaku utama.

”Sebenarnya potensi Indonesia ada di sisi lain, selain perbankan, yakni ada travel, farmasi, wisata, dan lainnya. Kami di  Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menjadi target utama selain perbankan,” jelas dia.

Dikatan Rifki, melihat negara tetangga seperti Dubai, misalnya, mereka sudah mempunyai visi kedepan. Visi Dubai menjadi negara capital ekonomi Islamic. Korea dan Jepang juga sudah punya target visi dan misi ke depan. Kedua negara tersebut semakin gencar mempromosikan wisata halal.

”Kita harus persiapkan, strategi perkembangan ekonomi syariah. Kami sudah merancang masterplan aksi. Tahun 2015 kami sudah dapat Perpers KNKS. Progres terakhir kami sudah punya blue print pengembangan ekonomi syariah,” ungkapnya.

Dijelaskan dia, dalam masterplan tersebut, terdapat tiga pilar yang dicanangkan. Ketiganya yaitu pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan riset assetment dan edukasi. Dengan masterplan tersebut, Rifki berharap tahun 2024 keuangan syariah Indonesia  sudah memiliki pertumbuhan share syariah 30- 40 persen per tahun.