BSM Bukukan Pembiayaan Rp 50,59 Triliun

Bank Syariah Mandiri (BSM) berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp 50,59 triliun pada kuartal III 2015.

biaya BSMDirektur Keuangan dan Strategi BSM, Agus Handaya mengatakan, hasil pemulihan hapus buku (write off) Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar Rp 284 miliar dikontribusikan signifikan dari pembiayaan mikro sebesar Rp 136 miliar.

Menurutnya, dengan mekanisme ini kolektabilitas juga meningkat.  “Karena  jika penempatan dana oleh BSM sebesar Rp 1 miliar di PBS 010 bisa dianggap pembiayaan, NPF BSM akan kembali membaik,” kata Agus kepada MySharing di JCC, Senayan, Jakarta, jumat pekan lalu.

Lebih lanjut ia menyampaikan, BSM berhasil menjaga pertumbuhan dana murah per kuartal III 2015. Ini membuat biaya dana di BSM turun. Adapun aset BMS per September 2015 sebesarRp 67,12 triliun atau tumbuh 2,8 persen dibandingkan September 2014 sebesar Rp 65,37 triliun.

Peningkatan aset ini, kata Agus, didorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), terutama dana murah dari tabungan dan giro yang mencapai Rp 2,1 triliun. Pencapaian  dana murah tersebut, menurutnya, giro tumbuh 12,8 persen menjadi Rp 5,88 triliun dan tabungan Rp 23,2 triliun atau tumbuh 7 persen.

Dengan pertumbuhan di produk dana murah ini, biaya dana BSM lebih  rendah dibandingkan tahun sebelumnya. “Akhir tahun lalu, biaya dana (cost of  fund) BSM sekitar 4,45 persen. Pada September 2015 mencapai 4,21 persen,” kata Agus.

Meski masih melakukan konsolidasi, lanjut dia, pembiayaan BMS masih tumbuh positif. Yakni, pembiayaan BSM sebesar Rp 50,59 triliun pada kuartal III 2015 atau tumbuh 2,57 persen dibandingkan periode sama tahun 2014. Menurutnya, pertumbuhan pembiayaan terutama terjadi pada segmen wholesale, termasuk infrastruktur dan mikro. “BSM  juga melakukan join club deal dengan induk, Bank Mandiri,” ujar Agus.