Direktur Utama Bank BJB Syariah - Indra Falatehan (kiri).

Bank BJB Syariah Fokus Menyasar Industri Prospektif di Era Normal Baru

Bank-bank syariah telah mulai menerapkan strategi tersendiri masing-masing dalam menyikapi era new normal. Tak terkecuali Bank BJB Syariah sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri perbankan syariah di tanah air, telah mempersiapkan beberapa strategi guna menghadapi cakrawala dunia usaha baru pasca pendemi corona.

Menurut Direktur Utama Bank BJB Syariah – Indra Falatehan,  strategi telah dipersiapkan jauh-jauh hari guna mengubah tantangan menjadi peluang baru.

“Situasi pandemi Covid-19 telah sedemikian rupa mempengaruhi berbagai lini kehidupan manusia, termasuk perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa yang akan digunakan. Karenanya, setiap perusahaan perlu beradaptasi, menyusun strategi baru yang sesuai dengan kondisi terkini agar tetap relevan serta mampu melihat peluang dari setiap tantangan yang ada,” demikian ungkap Indra Falatehan dalam keterangan pers Bank BJB Syariah baru-baru ini.

Menurut Indra,  dampak sosial wabah corona telah meningkatkan pelbagai risiko bisnis bagi industri perbankan syariah. Jenis risiko tersebut antara lain berbentuk risiko kredit macet akibat penurunan kemampuan debitur, risiko pasar berupa perubahan nilai aset sebagai akibat pelemahan yield dan nilai tukar, serta risiko likuiditas setelah pelaksanaan program restrukturisasi kredit.

Guna mengantispasi itu, Indra menjelaskan strategi pertama yang akan dilakukan Bank BJB Syariah adalah menekan potensi risiko sebagai upaya mitigasi secara komprehensif dan sedini mungkin.

“Salah satu caranya dengan melakukan restrukturisasi kredit kepada nasabah terdampak Covid-19 sambil menetapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan kelaikan nasabah,” ungkap Indra Falatehan.

Lebih jauh dijelaskan Indra, strategi selanjutnya Bank BJB Syariah akan fokus untuk menyasar industri prospektif pada era normal baru. Sebabnya, perbankan syariah tetap harus tumbuh. Oleh karena itu mereka akan fokus pada industri yang masih bisa memiliki prospek baik di tengah pandemi.

“Sambil berjalan merambah lebih dalam pasar potensial, perusahaan juga bakal menggenjot performa platform elektronik dan digital banking,” kata Indra.

Menurut Indra Falatehan, transaksi secara digital diprediksi bakal menjadi tren baru yang terbentuk selama masa pandemi. Sesuai dengan era digitalisasi saat ini, Bank BJB Syariah juga akan memanfaatkan ruang virtual lebih optimal sebagai sarana promosi dan pemasaran.

“Strategi tersebut mesti ditempuh guna merespons perubahan kebiasaan konsumen yang saat ini makin rajin berinteraksi menggunakan media layar datar. Karenanya, perbankan syariah akan fokus mengembangan digital dan online banking. Kondisi pandemi corona saat ini menguji layanan digital dan online banking perbankan syariah apakah benar dimanfaatkan oleh nasabahnya,” papar Indra.

Terakhir dan menjadi faktor yang dianggap paling penting dalam menentukan kesuksesan eksekusi strategi adalah agile leadership, jelas Indra.

“Situasi kritis yang telah menghantam menjadi ajang pengujian tersendiri bagi para pemimpin agar mereka mampu memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi dalam memimpin perusahaan yang dikendalikan. Insya Allah Bank BJB Syariah siap kembali berkiprah dalam melayani kebutuhan keuangan syariah bagi masyarakat,” demikian tutup Indra Falatehan, Direktur Utama Bank BJB Syariah.