Nilai ini peningkat 12, 88 persen hingga 19,86 persen dibandingkan tahun 2017.
Pengamat ekonomi syariah dari Karim Konsultan, Adiwarman Karim dalam risetnya menargetkan pertumbuhan aset perbankan syariah pada tahun 2018 sebesar Rp 462,03-Rp 501,09 triliun atau pangsa pasarnya pada kisaran 5,84 persen hingga 6,33 persen.
“Nilai ini meningkat 12,88 persen -19,86 persen dibandingkan aset pada periode 2017 yakni sebesar Rp 409,33 triliun,” kata Adiwarman pada Outlook Perbankan Syariah 2018 di TIM XXI Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
Selain itu, jelas dia, return on asset (ROA) juga dipatok mampu tumbuh ke level 3,39 persen-4,09 persen dengan asumsi pertumbuhan normal.
Menurutnya, kehadiran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menjadi faktor yang bisa mengakselerasi pertumbuhan aset perbankan syariah. Hal ini karena KNKS bisa mendukung keterlibatan bank syariah dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur.”KNKS dapat mendorong pertumbuhan aset perbankan syariah lebih cepat,” ujar Adiwarman.
Dengan cara, lanjut dia, melalui strategi high growth high risk. Saat ini pemerintah tengah mempersiapkan dua strategi besar, melalui pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang telah dilakukan seperti sindikasi untuk PLN, jalan tol, dan lainnya.
“Jadi ini ada strategi baru di mana aset dari perbankan syariah akan tumbuh dengan cepat tapi risikonya relatif kecil karena ini proyek pemerintah,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam pembangunan inftrastruktur bisa dilakukan melalui kredit ataupun penyertaan ekuitas. Kalau melalui kredit atau pembiayaan bank konvensional sudah banyak dilakukan. Tapi kalau penyertaan ekuitas hanya SMI dan bank syariah yang bisa melakukannya.
Strategi berikutnya adalah hight growth high risk, yakni masuk pada property consumer financing yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Seperti bank syariah bisa terlibat dalam program sejuta rumah. Caranya, kata dia, bisa dilakukan melalui program sekuritisasi bersama SMF.
Dengan terjun dalam dua proyek tersebut, bank syariah bisa menghasilkan marjin yang tinggi, risiko kredit pun dapat terkelola. “Marjin tinggi, risiko kredit terkelola, serta likuiditas baru menggalir ke bank syariah dapat menambah multiplier effect. Itu sebabnya, kami yakin 2018, pertumbuhan perbankan syariah akan lebih baik dari 2017,” katanya.
Pertumbuhan perbankan syariah akan lebih baik pada 2018 Click To TweetAdiwarman juga optimis, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) bank syariah pada tahun 2018 berada di angka 1,5 persen-1,8 persen.